KAWIN
KONTRAK
Pengertian
Mut`ah
berasal dari bahasa arab, yang arti harfiyahnya “bersenang-senang”
sedangkan menurut istilahnya, berarti suatu perkawinan kontrak untuk
suatu periode tertentu sebagai balasan bagi suatu imbalan jasa.
و
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ
دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ الْحَسَنَ بْنَ
مُحَمَّدٍ يُحَدِّثُ عَنْ جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ وَسَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ
قَالَا
خَرَجَ عَلَيْنَا مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَذِنَ لَكُمْ أَنْ تَسْتَمْتِعُوا يَعْنِي مُتْعَةَ النِّسَاءِ
خَرَجَ عَلَيْنَا مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَذِنَ لَكُمْ أَنْ تَسْتَمْتِعُوا يَعْنِي مُتْعَةَ النِّسَاءِ
Hadis
riwayat Jabir bin Abdullah رضي
الله عنه,
ia berkata:Seorang yang akan memberikan pengumuman dari Rasulullah
صلی
الله عليه وسلم
keluar
menghampiri kami dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah صلی
الله عليه وسلم
sudah
mengizinkan kamu sekalian untuk menikahi kaum wanita secara mut'ah .
Sejarah
Bangsa
arab dahulunya melaksanakan kontrak untuk suatu perkawinan atau yang
disebut dengan mut`ah yang dapat kita lihat di kitab fathul
Qadhir:”bilamana seseorang datang kesuatu desa dan dia tidak
memiliki kenalan disana,(untuk menjaga rumahnya), dia akan mengawini
seorang wanita untuk selama waktu dia tinggal disana, sehingga wanita
tersebut akan menjadi istrinya dan menjaga rumahnya”
Dan
juga dikatakan oleh Tirmidzi, :”ketika seorang laki-laki datang
kesuatu desa asing, dimana dia tidak mempunyai kenalan dia bisa
mengawini seorang wanita iungtuk selama periode perkiraanya dia akan
tinggal di daerah itu, sehingga wanita tersebut bisamemeliharanya dan
harta bendanya. ”
Sebab-sebab
diperbolehkan.
- Mut`ah diperbolehkan karena keperluan persinggahan sementara dalam waktu pendek, ataupun panjang sebagai kebutuhan biologis dan juga kebutuhan primer(makan,minum dan harta).
- Mut`ah diperbolehkan diwaktu peperangan.
- Diperbolehkan dihari penaklukan mekkah.
Pelarangannya.
Kitab
Nikah
Bab
2: Tentang nikah mut'ah bahwa ia pernah dibolehkan lalu dihapus,
kemudian dibolehkan kembali lalu dihapus lagi sampai hari kiamat
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ
عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ وَالْحَسَنِ ابْنَيْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِمَا
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ يَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ أَكْلِ لُحُومِ الْحُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ
و حَدَّثَنَاه عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ مَالِكٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ سَمِعَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ يَقُولُ لِفُلَانٍ إِنَّكَ رَجُلٌ تَائِهٌ نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ يَحْيَى عَنْ مَالِكٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ يَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ أَكْلِ لُحُومِ الْحُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ
و حَدَّثَنَاه عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ مَالِكٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ سَمِعَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ يَقُولُ لِفُلَانٍ إِنَّكَ رَجُلٌ تَائِهٌ نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ يَحْيَى عَنْ مَالِكٍ
Hadis
riwayat Ali bin Abu Thalib رضي
الله عنه:
ia berkata:Bahwa Rasulullah صلی
الله عليه وسلم
melarang
untuk menikahi wanita secara mut'ah dan memakan daging keledai
piaraan ketika perang Khaibar
Hadits
marfu'Nomor:
2510Sumber:
http://hadith.al-islam.com/Bayan/ind/
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا
بِشْرُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا مَالِكُ
بْنُ أَنَسٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ وَالْحَسَنِ ابْنَيْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِمَا
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ
يَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ
الْإِنْسِيَّةِ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya berkata, telah
menceritakan kepada kami Bisyr bin Umar berkata, telah menceritakan
kepada kami Malik bin Anas dari Ibnu Syihab dari Abdullah dan Al
Hasan -keduanya anak Muhammad bin Ali- dari Bapak keduanya dari Ali
bin Abu Thalib berkata, "Pada perang Khaibar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk menikahi wanita dengan
cara mut'ah (kawin kontrak) dan makan daging himar yang dipelihara."
Kesimpulan
Kawin
kontrak atau nikah kontrak dinyatakan haram karena persamaannya yang
seperti zinah, dan melihat perkembangan zaman yang modern dimana
perkembangan telekomunikasi, transportasi dan jasa berkembang begitu
pesat. Dan juga pelarangan setelahnya. Yang jelas dalam hadist diatas
bahwasannya setelah itu nikah mut`ah dilarang sampai hari kiamat.